CINTA adalah cahaya yang dengannya manusia ada. Cinta adalah pesona yang menggerakkan, yang dengannya seorang ibu rela berjuang antara hidup dan mati. Cinta adalah kekuatan, yang dengannya mujahid-mujahid agung perkasa dalam laga.Cinta adalah fitrah insani yang ditiupkan Rabb pemilik Arasy dalam sulbi. Ketika sang calon bayi berkata, "
Bala syahidna" (benar kami menyaksikan), saat itulah ikrar cinta pertama terjadi.
Cinta mendatangkan rasa tentram, tenang dan bahagia. Oleh karena itulah setiap pecinta akan selalu merasa senang bersama yang dicintai. Ketika sakit dan hidupnya terasa sempit, maka segeralah jiwanya akan kembali lapang lewat sebuah perjumpaan dengan yang dicintai. Inilah cinta yang hakiki. Cinta dalam wujud sebenarnya.
Tapi kita sering tertipu. Seolah-olah menganggap sesuatu sebagai cinta. Kemudian kita sibuk menyalah cinta. Padahal yang kita alami itu adalah sebuah nafsu. Nafsu terlalu sering menyakiti. Terkadang ia datang dalam wujud cinta tapi pada hakikatnya dia adalah jelmaan nafsu yang menggebu. Lihatlah para korban nafsu yang bergelimangan dengan luka di sekujur tubuhnya.
Bahkan nafsu bisa membunuh jiwa, mendikte manusia untuk melakukan apapun yang belum pernah ia lakukan sebelumnya hanya untuk mengejar tujuan dan kehendak nafsunya. Seperti kisah fitnah yang dialamatkan Noura pada Fahri dalam Ayat-Ayat cinta. Noura telah menjadi budak nafsu. Ia telah menyakiti hati orang yang selama ini bahkan membantunya tegak berdiri
Hati-hatilah. Nafsu nafsu dan cinta tidaklah sama. Keduanya memiliki batas yang jelas dan terukur.